CINTAKYU TERSANDUNG-SANDUNG

0
Fee adalah seorang anak kost yang bertempat di Jl. Dukuh Turi No. 73. Fee sangat disayang oleh ibunya.Dia termasuk anak yang pandai di sekolah.

Biasa,biasa,dan biasa Fee dan Vivi sibuk dengan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berangkat sekolah.

Vivi : “Ayoo…cepetan,entar telat lagi.”
Fee : “Bentar,kucirku ketinggalan.” ( sambil ngaca )
(keluar dari kost dengan sedikit berlari)

Sampai di kelas.

Guru : “Okay ,terimakasih.
Buat Fee ,jangan pulang dulu ya…
Selamat pagi !” (menutup buku)
Fee : (mendekati bu Guru)
Guru : ”Fee...kamu nggak papa kan ?”
Fee : ”Ada apa Bu ?
Guru : ”Cuma mau kasih tau, nilaimu turun .(menyodorkan buku nilai)
Fee : (seksama melihat bubu nilai)
Guru : ”Yang Ibu tanyakan, kenapa nilaimu bisa anjlok di semester ini?”
Fee : ”Nggak tau Bu ,saya juga binggung.”
Guru : “Ibu menyarankan kamu,bagi waktumu dengan baik.”
Fee : “Iyaa Bu. Terimakasih. . .”

Pada hari itu,Ibu Fee datang ke sekolah untuk membayar aministrasi sekolah.
Kemudian bertemu dengan Ibu Guru.

Guru : “Eh,ibunya Fee ya ?”
Ibu : “Iya.”
Guru : “Silahkan duduk Bu .”
Ibu : “Gimana…..?”
Guru : “Tolong Fee lebih diawasi bu .”
Ibu : “Ada apa sii Bu ?”
Guru : ”Nilai Fee terbilang turun di semester ini.”
Ibu : ”Baik Bu,nanti saya nasehati dia. Makasih ya Bu,saya permisi dulu.”
Guru : ”Oh iya. .mari Bu.” (bersalaman dengan Ibu Fee)
Ibu : (keluar ruangan. Berjalan ke menuju tempat parkir)

Di pintu gerbang Ibu Fee bertemu dengan Fee dan Vivi.

Fee : “Mamah. . . .koq ke sekolah Fee nggak bilang ke Fee sii ?
Mamah abis ngapain?”
Ibu : “Mamah kecewa sama kamu.
(Fee tersentak kaget)
Kenapa nilai kamu bisa turun? Lihat kakakmu! Dia nge-kost,ikut organisasi,tapi nilainya bagus.”
Fee : “Iya Mah....” (menunduk)
Ibu : “Vivi…. Tolong jagain Fee ya,suruh rajin belajar !”
Vivi : “Iya Tante .
Ibu : “Ibu pulang dulu. Rajin belajar ,jangan pacaran dulu !”
Fee : “Huft,,berat-berat.”
Vivi : “Lagian kamu sii,rapaat mulu.pacaran juga kagak absent.”
Fee : “Yee....... Emang kamu belajar mulu ?”
Vivi : “Ya udah,belajar yang rajin.”
Fee : “Iya,iya, Vi . .makasih ya,udah sering ingetin aku.!” (memeluk Vivi)
Vivi : “Okey,sama-sama.”

Terdengar nada panggilan berbunyi dari HP Fee. Fee mengambil HP-nya dari atas meja dan mulai mendekatkan HP ke telinga.Sambil berjalan menuju kost-nya.

Fee : “Iya,halo Ablar.”
Ablar : “Hey,lagi ngapain?”
Fee : “Lagi cerita sama Vivi nih. Kamu sendiri lagi ngapain?”
Ablar : “Hm. . .lagi kepikiran kamu nih sayang .hehe.” (tersenyum-senyum)
Fee : “Hooo. . .bisa aja kamu Blar, mulai deh gombal.”
Ablar : “Enggak kok,beneran. Oya,cerita apa Fee sama Vivi ?”
Fee : “Hmm. . .biasalah,tadi Mamahku marah gitu gara-gara nilaiku turun Blar. Kamu tau kan?”
Ablar : “Iya,iya Fee sayang..Emang kamu lagi ada masalah apa Fee sampai-sampai nilaimu turun drastis?”
Fee : “Emm . . .aku lagi nggak ada masalah ko.”
Ablar : “Ya,pasti kamu kecapean deh. Kamu kebanyakan ikut organisasi. Tapi tenang Fee,aku bakal selalu nyemangatin kamu.”
Fee : “Iya,Ablar sayang makasih ya.Aku bener-bener lega kalo udah cerita sama kamu.”
Ablar : “Oh ya Fee,sekarang kamu belajar ya,udah makan kan ?”
Fee : “Iya sayang. .Udah makan koq Blar.Kamu udah?”
Ablar : “Iya,jelas dong. Ya uadah ,kamu belajar lho.Aku juga tugasnya banyak banget.
Fee : “Oke.Ablar, semangat ya ! Daah. . .”
Ablar : “Pasti. Daah. . .”(mematikan telepon)

Tidak berapa lama setelah HP diletakan ,Fee segera membuka buku matematika dan mengerjakan PR. Namun, tiba-tiba HP-nya kembali berbunyi.Fee kemudian melihat di layar HP yang telepon adalah Ibunya.

Fee : “Halo Mah..”
Ibu : “Fee ! Kamu habis ditelepon siapa? Pasti Ablar yah ?! Kamu itu harusnya belajar! Nggak usah pacaran dulu! Masih kecil udah pacaran! Gini nih,kalo udah pacaran,kalo dibilangin Mamah pasti nggak pernah nurut. Kapan kamu nggebanggain Mamah kaya dulu? Pokoknya sekarang kamu harus belajar! Nggak perlu yang namanya pacaran! Nggak ada manfaatnya !”(membentak-bentak)
Fee : “Mah,”
Ibu : “Yaudah, kamu juga jaga kesehatan ya! Jangan telat makan. Jangan terlalu capek dengan kegiatan. Daah, jaga diri baik-baik ya Fee. Mamah sayang kamu.”

Baru saja Fee mau berkata dan memberi penjelasan,telepon terputus.Fee menunjukan tampang pasrah dan melanjutkan PR-nya.

Tok. .tok. .tok. .jegrregk,,pintu kamar Fee terbuka.
Vivi membawa dua gelas susu untuk Fee dan dirinya.

Vivi : “Fee,,kenapa? Tante telepon?”
Fee : “Iya.”
Vivi : “Udah nih minum dulu nuat freshin pikiran.’
Fee : “Makasih ya Vi.” (meneguk minuman tersebut)
Vivi : “Ngerjain bareng dong Fee. Aku nggak mudeng ni. Ajarin ya.”
Fee : “Oke.”

Vivi dan Fee mengerjakan bersama.

Keesokan paginya

Di sekolah.

Guru : “Pagi anak-anak. Ayo keluarkan PR kalian.” (berjalan,memeriksa satu persatu PR murid-muridnya.)

Selama pelajaran berlangsung,Fee sangat memperhatikan.

Tet-tet-tet (istirahat)

Vivi : ”Fee,tadi kamu dipanggil sama ketua OSIS,katanya nanti ada rapat waktu pelajaran terakhir.
Fee : ”Yah. .nanti kan Fisika.”
Vivi : ”Tenang Fee,ntar aku catetin versi lengkapnya buat kamu. Oke?” (mengacungkan jempol)
Fee : ”Siip..” (menganggukan kepala)
Ablar : ”Hay Fee,katanya nanti ada rapat sepulang sekolah.”
Fee : ”Oh ya,makasih ya Blar.”
Vivi : ”Fee! Kamu nggak ikut pembinaan?”
Fee : (kaget) ”Oh iya! Ya ampun!!
Ablar ,aku nggak ikut rapat dulu ya. Aku ikut pembinaan.’
Ablar : ”Iya,Fee. Aku udah ijinin koq,ntar kamu ikut pembinaan Matematika kan?”
Fee : ”Makasih Ablar.”

Sepulang dari sekolah pukul 4 sore. Fee mencuci pakaian,kemudian bersih-bersih kamar dan tepat kost-nya.

Jam 5 Ablar datang ke kost.
Ablar : “Nih catatan Fisikaku. Sama ni, (menyodorkan buku dan sebuah kotak makan) Ibu titip makanan buat kamu. Belum makan kan ?”
Fee : ”Maksih sayang. Ya ni,aku baru aja mau cari makan. Mau aku ambilin minum?”
Ablar : ”Nggak usah,aku mau langsung aja Fee. Daah !
Fee : ”Oh ,Daah Ablar ! Hati-hati di jalan.”

Setelah Ablar meninggalkan Fee,

HP Ablar bergetar.

Ablar : “Assalamu’alaikum..”
Ibu : “Wa’alaikumsalam. Apa bener ini Ablar?!”
Ablar : “Iya,i. . .”
Ibu : (langsung dipotong sebelum Ablar sempat bertanya)
“ Kamu pacarnya Fee?
( Ablar belum sempat menjawab)
Fee itu belum boleh pacaran! Dia masih kecil. Belum waktunya buat pacaran! Mendingan kamu jauhin Fee. Jangan dekat-dekat sama anak saya lagi! Kamu cuma ganggu konsentrasi belajar Fee! Gara-gara Fee pacaran sama kamu, nilanya jadi turun drastic!”
Ablar : (tersengak) “Ini pasti ibunya Fee. (dalam hati)
Iya Bu, . .saya minta maaf,saya bukan bermaksud seperti itu. Saya akan turuti kemauan Ibu kalau memang itu yang terbaik untuk Fee. Saya bersedia melakukan apapun demi dia!(dengan nada agak tinggi)
Ibu : “Pokonya saya tidak mau tau!! Kalau sampai terjdai yang tidak-tidak dengan anak saya. Awas kamu!!
Wassalam. .!(langsung menutup telepon)
Ablar : (termenung,jalannya menjadi pelan mendekati rumah)
“Hm. . .(menghela nafas)

Ablar merasa sedih dan bingung memikirkan kata-kata Ibu Fee. Dia benar-benar pusing. Ablar duduk di depan rumah.

Ablar : “Aduh. . . aku harus gimana? Gimana nih ??
(melamun agak lama)
Mungkin jalan ini yang terbaik bagi kita.(raut muka sedih sekali)
Semoga kamu bisa menerimanya. (mengambil HP,dilihat dengan tatapan harap-harap cemas)
Huft,aku harus mengaakannya.”
Fee : (melihat HP-nya berdering,lalu segera meraihnya)
“Assamu’alaikum”
Ablar : “Wa’alaikumsalam (dengan suara lirih dan nada terbata-bata)


…..BERSAMBUNG………………………

0 komentar:

Posting Komentar